KlubGolf Royale Jakarta dipilih oleh Asian Golf Award sebagai Padang Golf Terbaik di Indonesia sebanyak 5 (lima) kali berturut-turut (2011-2016), juga menjadi tuan rumah kejuaraan golf internasional terbesar di Indonesia, Indonesia.

Jakarta Persatuan Golf Indonesia atau PGI melepas 5 atlet Indonesia yang akan turun di SEA Games 2022 Hanoi, Vietnam, Selasa 26/4/2022. Lima atlet itu terdiri dari 3 pegolf putra dan 2 pegolf putri. 5 atlet itu yakni Naraajie Emerald Ramadhan Putra, Amadeus Christian Santoso, Randy Arbenata Putra, Ida Ayu Indira Melati dan Holly Victoria Halim Putri. Kelima atlet ini akan turun di perorangan dan beregu. Sukses Lampaui Target, Atlet Indonesia di SEA Games 2023 Diapresiasi Kemenpora Lewat Kirab Jelang Final Sepak Bola SEA Games 2023, Thailand Dihantui Kelelahan saat Bertemu Timnas Indonesia U-22 Heru Budi Serahkan Bonus Rp9,5 Miliar untuk Atlet Berprestasi di SEA Games 2022 Pelepasan ini langsung dipimpin Ketua PGI, Murdaya Po. Dia mengatakan sebenarnya ingin mengirimkan lebih banyak atlet, tapi dia tetap lega karena berhasil meyakinkan Kemenpora untuk ikutkan golf di SEA Games. Indonesia menargetkan 1 emas dari perorangan putra dan perak di beregu putri. Murdaya Po mengatakan, ini momen bagi atlet untuk membuktikan level golf Indonesia sudah di atas. "Ini satu kesempatan untuk menunjukkan kepada pemerintah kita terutama Menpora kalau standar golf kita sudah tinggi," ujarnya. "Kalau dulu pegolf kita ditanya dapat plus berapa, kalau sekarang minus berapa. Saya yakin dapat skor terbaik, kalau bisa terbaik. Setidaknya standar Indonesia diketahui," dia menambahkan. Phil Mickelson menjadi pemain tertua yang merebut gelar utama dalam sejarah golf pria dengan memenangkan kejuaraan PGA di pulau Kiawah di California Selatan pada usia 50 DibebaniKetua PGI, Murdaya Po bersama para altet golf Indonesia yang akan tampil di SEA Games 2022 dan Sirikit Cup Singapura Saefullah Murdaya Po mengaku tak mau memberi tekanan soal target medali. Soalnya dia tahu atlet pasti ingin memberikan yang terbaik saat bertanding. "Saya tak pernah mau menekan mereka karena mereka juga ingin menang. Soalnya mereka pemain unggulan kita," kata Po. Sementara itu, atlet golf andalan putra Indonesia Naraajie mengaku persiapannya sudah 90 persen. Dia hanya ingin mencoba lapangan golf di Hanoi nanti. "Lawan berat tetap Thailand. Ada satu anak junior 16 tahun yang menang Asian Tour, kalau yang lain sama dengan kita. Saya pernah mencoba lapangan di sana," katanya. Jadwal Golf Tim Golf Indonesia akan berangkat ke Hanoi pada 8 Mei mendatatang. Tim yang dilatih Lawrie Montaque dari Australia dan pelatih fisik Cito Delgado ini akan tanding di Heron Lake Golf Course, 13-18 Mei 2022 mendatang. "Mereka adalah atlet-atlet terbaik yang kita miliki saat ini berdasarkan hasil seleksi yang kami lakukan," kata Ketua Bidang pembinaan Atlet PB PGI, Ari Hidrijantoro. Selain SEA Games, PGI juga menyiapkan 3 pegolf putri untuk ikut kejuaraan amatir Queen Sirikit Cup di Singapura pada 24-27 MEi. Mereka yang disapkan adalah Elaine Widjaja, Bianca Naomi Amina Laksono dan Rayi Geulis Zullandri.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
PemainGolf Tercantik (wollipop.com) Pemain golf umumnya tidak mendapatkan sorotan lebih layaknya para pemain sepak bola. Namun dengan adanya media sosial, cukup mudah menelisik keberadaan mereka. Kira Kazantsev; Melissa Jones; Cheyenne Woods; Daniella Kang; Holly Sonders; Nelly Korda; Belen Mozo; Pemain Golf Tercantik. Mulanya, pemain golf cenderung kaum adam karena mengandalkan kekuatan tangan yang harus mumpuni.
Perkembangan komunitas golf Indonesia bisa dikatakan memiliki perkembangan yang cukup pesat meskipun olahraga ini belum setenar olahraga lainnya seperti sepakbola. Lapangan golf di Indonesia yang berjumlah 100 lebih serta meningkatnya kaum ekonomi menengah dan atas Indonesia tampaknya membuat gairah olahraga golf kembali menggeliat. Meski olahraga golf merupakan olahraga yang sifatnya individual, tapi olahraga ini akan lebih menyenangkan apabila dimainkan bersama rekan atau grup pairing. Permainan golf bisa dimainkan oleh dua orang pairing atau lebih dengan batas maksimal pairing empat orang. Adanya komunikasi antar pemain golf dalam grup inilah yang memelopori munculnya suatu komunitas golf Indonesia. Komunitas golf ini bisa berupa kalangan yang bermain golf hanya sebagai pengisi waktu luang atau bisa juga beberapa orang yang serius menekuni permainan golf. Sebagai komunitas yang umum dan independen, tentu komunitas golf tidak memiliki badan hukum serta tidak terdaftar di PGI. Kegiatan yang dilakukan dalam komunitas pun lazimnya bersifat gathering seperti bakti sosial, perayaan ulang tahun maupun event-event insidentil lainnya. Event-event insidentil yang diadakan oleh komunitas golf Indonesia lazimnya berupa event yang menarik dan sengaja ditujukan untuk menarik perhatian banyak pegolf lokal untuk turut serta. Jadi, berbeda dengan event-event yang biasanya diselenggarakan oleh club golf resmi. Club golf resmi biasanya mengggelar event yang masuk dalam kalender kompetisi sehingga tak hanya pemain amatir lokal saja yang turut serta, tapi juga pegolf mancanegara. Ajang golf yang diadakan oleh club golf umumnya juga menjanjikan hadiah tertentu bagi para golfer yang berhasil memenangkan pertandingan. Berbeda dengan komunitas golf, club golf memiliki badan hukum, peraturan dan tanggung jawab keanggotaan, teregister di Badan Pengurus Golf Indonesia PGI serta memiliki akta pendirian. Meski berbeda, kedua organisasi ini sama-sama memiliki manfaat yang positif bagi perkembangan olahraga golf tanah air. Manfaat Komunitas Golf Indonesia Tak sedikit komunitas golf yang melakukan pembinaan serius terhadap atlet golf junior seperti layaknya club golf. Sehingga komunitas ini turut berperan serta dalam perkembangan atlet-atlet muda golf nasional. Bagi pemain golf, bergabung dalam suatu komunitas merupakan salah satu cara untuk bisa update mengenai berita-berita baru mengenai golf yang tren. Baik itu berita mengenai turnamen golf, peralatan golf terbaru, lapangan gol murah, lapangan golf terbaru dan masih banyak lagi. Komunitas golf juga bisa menjadi ajang berkumpul antar sesama penggemar golf dari berbagai latar belakang. Baca juga Etiket Bermain Golf Bagi Pemula yang Perlu Diketahui Meski ada beberapa komunitas golf yang melakukan pembinaan terhadap golfer junior, tapi tak sedikit pula yang menganggap bahwa komunitas golf tak memiliki andil apapun dalam perkembangan golf di Indonesia. Hal ini disebabkan karena komunitas golf lazimnya beranggotakan orang-orang yang sudah tidak berusia prestasi. Sehingga tidak memiliki tujuan untuk berkiprah dalam kompetisi golf melainkan hanya sekadar menghabiskan waktu bersama berkumpul dengan sesama rekan pencinta golf. Beberapa Komunitas Golf yang Cukup Populer di Indonesia Beberapa komunitas golf yang cukup aktif mengadakan event-event golf diantaranya IGC Golf Indonesia Golf Community, FGC Fun Golf Community, Aron Golf Club, Celebrity Golf Club, Candaan Golf Community dan masih banyak lagi. Di antara lapangan golf tersebut, komunitas yang paling banyak mengadakan event-event golf adalah IGC. IGC merupakan salah satu komunitas golf Indonesia yang aktif mengadakan turnamen baik bagi pegolf profesional amaupun amatir. Anggota dari komunitas golf ini, bisa mendapatkan peluang untuk berpartisipasi dalam ajang turnamen golf bulanan, IGC Championship, turnamen IGC Tour dan masih banyak lagi. Komunitas yang berdiri sejak delapan tahun yang lalu ini, kini telah memiliki lebih dari 300 member aktif dengan keikutsertaan peserta turnamen golf mencapai 1000 orang. Peran komunitas golf Indonesia akan lebih maksimal jika komunitas ini dipayungi oleh badan hukum serta mengadakan pembinaan yang intens terhadap golfer junior, seperti IGC misalnya. Komunitas ini bisa menjadi bukti bahwa suatu komunitas bisa berperan aktif dalam perkembangan golf di tanah air.
Liputan6com, Jakarta - Atlet golf dunia Tiger Woods didapuk masuk daftar miliarder dunia. Dia baru saja memasuki daftar atlet dengan bayaran tertinggi sepanjang masa versi Forbes. Karir atlet golf ternama di dunia, Tiger Woods semakin bersinar, ketika dia memenangkan ajang Masters untuk kelima kalinya. Salah seorang peserta turnamen golf berhasil memukul bola dengan sangat baik. Bolanya jatuh di dekat lapangan hijau. Ketika ia berjalan, ia mendapati bolanya masuk ke dalam kantong kertas. Mungkin bungkus makanan yang dibuang penonton sembarangan. Peserta tersebut bimbang. Bila ia memukul bola, tentu saja hasilnya tidak akan baik. Tapi jika ia mengambil bola, mengeluarkan dari kantong kertas baru memukulnya, maka ia akan mendapat pukulan hukuman. Kebanyakan pemain akan mengambil pilihan kedua, dan mencoba bermain sebaik-baiknya di hole berikutnya untuk mengejar ketinggalan akibat hukuman. Karena akan terlalu besar resiko yang ditanggung jika ia tetap memukul bola yang masih ada di dalam kantong kertas. Salah salah bisa mendapat skor yang buruk. Setelah diam sejenak, peserta tersebut akhirnya merogoh saku celana dan mengeluarkan korek api. Ia kemudian membakar kantong kertas tersebut. Setelah kantong kertas habis terbakar, ia kemudian memilih stik yang tepat baru memukul bola. Dan.. whuzz, bolanya jatuh di dekat hole. Ia tidak terkena pukulan hukuman dan dapat mempertahankan skornya. Seringkali dalam kehidupan kita menghadapi rintangan dan tantangan. Namun jangan pernah patah semangat, jangan menganggap rintangan sebagai sebuah hukuman. Terus berpikir kreatif, jangan takut mencoba hal-hal baru. Apakah cara baru selalu akan berhasil? Mungkin tidak. Tapi jika tidak pernah mencoba maka kita tidak akan pernah tahu. Selalu ada cara yang lebih baik dari cara hari ini. Lahirdi Banyuwangi, 2 Agustus 1995, Kevin kemudian menjadi pemain asal klub Djarum di Kudus, Jawa Tengah dan bergabung sejak tahun 2007. Bersama dengan rekan-rekan pemain beregu putra lainnya dia berhasil menyumbangkan medali emas pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 2015. Kevin saat ini dipasangkan dengan Marcus Fernaldi Gideon. Lapangan golf di Rawamangun, Jakarta Timur, ini punya satu anggota kebanggaan yang kisahnya terus diceritakan turun temurun. "Pak Harto biasanya main di hole 1 atau 10," kata Dadan, pengurus senior Jakarta Golf Club, kepada VICE. "[Dia] main seminggu dua kali."Harto yang dimaksud Dadan tak lain dan tak bukan adalah Suharto, Presiden ke-2 Indonesia yang menjabat selama 32 tahun, di bawah tatanan rezim yang kita kenal dengan julukan Orde Dadan membuat saya membayangkan bagaimana sang diktator itu bermain golf mengenakan kemeja polo yang dipadupadankan celana khaki halus, mengisap cerutu, dan tersenyum lebar setelah berhasil mencetak hole in adalah salah satu kegemaran waktu senggang bekas perwira kelahiran Kemusuk, Bantul, ini selain memancing━serta tentunya mengganyang terduga komunis. Jangan salah sangka; doi bukan golfer karbitan. Arsip sejarah menulis Suharto sudah menggeluti golf jauh sebelum dia menduduki kursi orang nomor satu di Suharto, golf bukan sekadar ajang menjaga kebugaran tubuh golf juga berfungsi sebagai alat diplomasi ke negara sahabat. Ferdinand Marcos, Lee Kuan Yew, hingga Tun Abdul Razak merupakan daftar pejabat yang pernah bermain golf bersama The Smiling lihat fakta lain berikut ini nama Suharto tercatat sebagai anggota tetap Jakarta Club Golf dari kurun waktu 1963 hingga bukanlah satu-satunya sosok elit di lingkaran tertinggi kekuasaan yang punya relasi dengan Jakarta Club Golf. Selain dia, ada Mohamad Hatta Wakil Presiden pertama Indonesia, Ahmad Soebardjo Menteri Luar Negeri pertama, sampai Soepomo Menteri Kehakiman sekaligus perancang konstitusi Indonesia.Itu baru di tingkat anggota. Di jajaran pengurus ada Laksamana E. Martadinata Panglima Angkatan Laut, Ibnu Sutowo Dirut Pertamina di era Orba, Soedomo Pangkopkamtib, serta Bob Hasan pebisnis dan kroni Pak Harto. Semuanya yang disebut ini pernah jadi presiden klub golf milik Ibnu Sutowo, mantan Dirut Pertamina yang berkalang masalah korupsi, diabadikan JGC bersama stik para elit elit Indonesia yang bermain golf, terutama di era OrBa, tidak sekonyong-konyong muncul begitu saja. Andi Achdian, dosen Universitas Nasional sekaligus editor Jurnal Sejarah, menerangkan bahwa tren tersebut lahir sebab para pejabat ingin mengikuti langkah sang patron, atau dalam hal ini Pak Harto."Ketika Suharto main golf, maka pejabat di bawahnya akan ikut. Ini terjadi lantaran mereka ingin menggunakan golf sebagai sarana bertemu dengan Suharto sekaligus membangun mobilitas sosial ke atas, dengan kata lain kekuasaan," kata penulis buku Tanah bagi yang Tak Bertanah Landreform pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965 ini saat dihubungi bilang faktor pemicu lainnya ialah kondisi kesejahteraan masyarakat Indonesia akhir dekade 70'an yang sedang makmur-makmurnya akibat boom minyak. Ledakan harga minyak global didorong oleh Revolusi Iran yang meletus pada 1979. Harga minyak yang semula US$2,7 per barel melonjak persen, menjadi US$29,19 per terjadi pada 1980, ketika harga menyentuh US$34,42 per barel. Pertumbuhan ekonomi pun segera melesat. Rentang 1972 sampai 1980, tulis Jan Luiten van Zanden dan Daan Marks dalam Ekonomi Indonesia 1800-2010, Antara Drama dan Keajaiban Pertumbuhan, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 6,8 persen━tergolong tinggi untuk ukuran negara berkembang."Dengan demikian, masyarakat terdorong untuk berperilaku berlebihan secara ekonomis. Para pejabat juga sama saja. Kekayaan yang diciptakan oleh negara lewat boom minyak, alih-alih dari sektor industri, turut mengubah kultur birokrasi waktu itu. Mereka, baik dari pemerintahan maupun swasta, terobsesi untuk memperkaya diri sendiri. Kalau di olahraga, ya, golf jadi jalannya," papar pandangan Andi, olahraga impor seperti golf atau tenis digandrungi para elite bukan sebab mereka berniat untuk memeras keringat. Olahraga-olahraga semacam itu, Andi bilang, hanyalah kedok bagi elite untuk mendekat dengan kekuasaan."Dipilih golf, misalnya, karena olahraga ini tidak terlalu berat seperti halnya sepakbola atau anggar. Golf itu olahraga yang santai. Sifat inilah yang kemudian dimanfaatkan elite untuk memuluskan jalannya ke kekuasaan," tandasnya. "Sembari golf, mereka bisa ngobrolin soal lobi-lobi politik secara rileks."Hafiz Tinerriza, Humas Jakarta Golf Club menyampaikan klaim yang amat serius saat kami temui. "Klub kami itu enggak cuma tertua di Indonesia, tapi juga di kawasan Asia Pasifik dan lima besar [tertua] di dunia."Hafiz tak sembarang klaim Jakarta Golf Club memang paguyuban golf tertua di Indonesia. Dalam buku berjudul Sepanjang Masa, tertulis bahwa eksistensi JGC di Indonesia dimulai pada 1872. Pendirinya yakni A. Gray dan berdirinya JGC diabadikan lewat rangkaian bungaAwalnya, JGC bernama Batavia Golf Club serta berpusat di Gambir atau yang saat itu populer dengan nama Koningsplein Lapangan Raja. Di masanya, Koningsplein merupakan lapangan luas yang berada di tengah gedung pusat bisnis dan pemerintahan. Lokasi ini menjadi tempat berkumpulnya orang-orang kaya Belanda untuk bersantai klub golf ini━juga olahraga golf secara umum━di Indonesia tak bisa dilepaskan dari konteks kolonialisme Inggris. Kendati hanya lima tahun 1811-1816 menjajah Indonesia, Inggris berandil mengenalkan golf ke khalayak━di samping padma raksasa Rafflesia arnoldii yang masyhur Gambir, Batavia Golf Club lantas pindah ke Bukit Duri pada 1911 sebelum akhirnya menetap di Rawamangun sejak 1937. Rencana pindah ke Rawamangun perlu upaya dan lobi-lobi yang tak mudah. Pemerintah kolonial sempat menolak keinginan klub karena beralasan golf bukan olahraga dari Negeri Wilhelmina. Sebagai jalan tengahnya, pengurus klub diharuskan membangun jalan untuk mobil sepanjang satu mil supaya rencana pindah lokasi terealisasi. Para pengurus pun pindah tempat ini kemudian disambut gegap gempita. Pengurus klub menyiapkan acara besar-besaran dari pesta kembang api sampai pagelaran musik. Tak lupa, mereka juga memasang kepala kerbau agar demit-demit berkekuatan jahat tak mampir atau mengganggu kekhidmatan anggota klub main Jepang ke Tanah Air pada 1942 berkontribusi atas perubahan identitas klub, seiring diterapkannya kebijakan penghapusan nama-nama yang berbau Eropa. Penyematan Batavia lantas beralih jadi Djakarta setelahnya "Jakarta" mengikuti implementasi Ejaan Yang Disempurnakan-nya OrBa.Ketika Orde Baru menancapkan hegemoninya, JGC menempuh langkah serupa. Meski demikian, kiprah mereka sempat tersendat. Pada 1979, banjir membikin 10 hektar━dari total 36 hektar━areal lapangan teredam air. Ini belum seberapa. Sekitar dua dekade setelahnya, tepatnya 2002, banjir lagi-lagi membuat JGC kalang kabut dan memaksa operasional terhenti selama satu Indonesia, golf lekat dengan citra arena permainan kuasa yang melibatkan elit. Yang terkenal tentu saja skandal antara mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Antasari Azhar, dengan seorang caddy Golf Modern Land Tangerang bernama Rani Juliani yang berujung tewasnya Nasrudin Zulkarnaen, Dirut PT Putra Rajawali banyak pihak, insiden ini disebut-sebut penuh dengan rekayasa dan Antasari hanyalah korban kriminalisasi. Akan tetapi, hakim tetap mengetok palu Antasari diputus bersalah serta kena vonis 18 tahun penjara dipotong jadi 7,6 tahun.Pemain di JGC berlatih mengayun dengan ditemani caddyEksklusivitas, mungkin, dapat disodorkan sebagai jawaban yang cukup masuk akal atas segala masalah yang melibatkan golf. Pasalnya, golf bukan olahraga yang bisa diakses banyak orang. Hanya orang-orang berduit saja yang mampu memainkannya. Di JGC, contohnya, individu diharuskan membayar hampir Rp45 juta━termasuk iuran setahun dan PPN 10 persen━untuk jadi Hafiz tidak sepakat bila golf dikaitkan dengan kesan eksklusif. Menurutnya, eksklusif atau tidak itu "tergantung cara pandang." Biaya yang tergolong besar untuk jadi member klub golf adalah bentuk investasi."Semua kembali ke cara ngelihatnya seperti apa. Golf bukan olahraga, katakanlah, seperti bersepeda atau yang lain. Golf butuh tempat yang representatif, dalam hal ini adalah lapangan yang luas, serta alat-alat yang sesuai," terang lelaki yang sehari-hari bekerja di perusahaan asuransi terkemuka ini kepada VICE. "Uang yang dibayarkan calon anggota nantinya untuk merawat itu."Lagipula, Hafiz menambahkan, biaya pendaftaran di JGC termasuk yang paling murah ketimbang klub golf lain di kawasan Jabodetabek. "Kami di sini sama sekali tidak profit oriented. Prioritas kami adalah anggota," itu, Hafiz juga menegaskan bahwa golf tidak senantiasa identik dengan skandal. Ia memberi contoh JGC yang, menurutnya, tetap solid, bertahan dengan visi-misi yang ada, serta menjadikan anggota di dalamnya tumbuh seperti keluarga. Dalam perspektif Hafiz, orang-orang yang datang ke JGC hanya bertujuan untuk "berolahraga, berjejaring, dan melepas penat sejenak dari rutinitas kerja.""Nilai-nilai itu yang kemudian membuat JGC bisa eksis sampai sejauh ini," selama 19 tahun membuat Dayat sedikit-banyak paham pelbagai karakter anggota JGC yang jumlahnya mencapai lebih dari orang. Ada yang ramah, gemar memberi tip, sampai menyebalkan dan keras kepala. Bagi Dayat, kunci agar dapat bekerja dengan baik adalah sabar serta jangan silau begitu, Dayat mengaku ada momen di mana dia hampir tak bisa mengontrol emosi ketika menghadapi anggota yang ngeyel."Dulu sempat ada anggota dari Korea [Selatan] yang bikin saya kelepasan [emosi]. Ceritanya, dia maksa untuk main [golf] di saat belum waktunya. Kami sempat debat," adalah salah satu koordinator porter━pengangkut perlengkapan anggota tatkala mereka tiba di klub. Kerja-kerja yang dia lakukan setiap hari membutuhkan ketelatenan ekstra. Dia harus tanggap dan taktis dalam setiap kondisi." Porter enggak boleh lelet. Harus cepet [gerak] dan siaga. Prinsipnya jangan sampai member nungguin lama. Jadi, ketika mereka datang, kami harus segera bongkar muatan [menurunkan perlengkapan dari mobil]. Begitu juga saat member sudah selesai main. Kami mesti cepet angkut barang-barang mereka," tutur Dayat, lain pula dengan Dina, pegawai administrasi yang berada di JGC sejak 2005. Dina mengatakan bahwa sifat-sifat menyebalkan para anggota JGC ia sudah anggap sebagai lelucon karena saking seringnya muncul. Menyebalkan yang dimaksud Dina adalah ketika, misalnya, para anggota klub berkali-kali menanyakan sesuatu hal padahal dia sudah memberikan informasi sejelas dan caddy di JGC rata-rata sudah berusia senja."Makin ke sini, yang ada malah makin bikin ketawa. Karena mau kesel juga kayak sama aja. Besoknya terulang lagi, terus gitu," ungkapnya sembari membicarakan JGC tak lengkap rasanya jika tak menyebut caddy. Di JGC, ada kurang-lebih 200 caddy yang bertugas menemani golfer. Abdul Roji, petugas lapangan JGC, mengatakan bahwa untuk jadi seorang caddy jalannya tak mudah. Kau harus ikut pelatihan intens selama enam minggu, mengulik serta mendalami segala hal yang berhubungan dengan teknis maupun etika."Jadi caddy itu enggak sekadar teman bermain atau angkat barang. Mereka harus menguasai lapangan; ngerti arah angin, jarak, pukulan, dan strategi mencetak angka," ungkapnya saat ditemu VICE di ruang starter━semacam untuk pendaftaran golfer━ menyatakan beban jadi caddy cukup besar. Mereka harus punya mental kuat dan tahan banting. Ketika golfer tampil buruk, caddy yang akan jadi sasaran emosi."Mereka sering disalahin [oleh golfer]. Padahal, memang mainnya [ golfer] jelek aja. Tapi, berhubung yang ada di dekat mereka itu caddy, jadilah caddy yang kena marah," tegasnya. "Kalau sudah gitu, saya sebisa mungkin jadi penengah jika urusan ini enggak selesai di lapangan."Tapi, kesusahan caddy bukan itu saja; secara ekonomi, caddy di JGC jauh dari kesan glamor sebagaimana yang kerap identik dengan permainan golf itu sendiri. Bahkan, dalam relasi profesional, status caddy bukanlah pegawai tetap mereka mitra, seperti halnya perusahaan rintisan transportasi online memperlakukan mereka, sepenuturan David, staf caddy master, yang mengatur sirkulasi kerja para caddy, berasal dari dua pintu. Pertama, “caddy fee” yang diambil lewat uang pendaftaran golfer. Besaran caddy fee tergantung berapa hole yang dilakoni caddy. Untuk semua hole, yang total berjumlah 18, caddy bisa membawa pulang Rp40 ribu. Bila hanya melakoni setengahnya, 9 hole, caddy cuma mendapatkan Rp25 ribu. Semua, kata David di ruang kerjanya, dalam bentuk uang berwujud tunai dan berdasarkan hole yang dijalani, caddy fee juga dialokasikan ke dalam tabungan, dengan nominal sebesar Rp15 ribu. Tabungan yang dimaksud yakni THT Tunjangan Hari Tua, kesejahteraan, dan harian. Masing-masing jenis tabungan diisi Rp5 ribu."Sementara pintu pendapatan kedua caddy adalah money tip yang diberikan golfer saat di lapangan. Jumlahnya, tentu saja, tergantung para pemain. Ada yang bisa kasih besar, ada yang kecil," kata demikian, David menegaskan pihaknya tetap berusaha memastikan para caddy diperlakukan layak. Artinya, tenaga para caddy tidak serta merta diperah begitu saja. Bila tengah kelelahan dan berhalangan hadir, David akan memberi izin. Ditambah, di JGC terdapat fasilitas kesehatan khusus buat caddy yang sakit ketika ini, setidaknya, menjawab mengapa lebih dari setengah caddy yang ada di JGC sudah berumur tua. David mengaku tidak banyak anak-anak muda yang mau menjadi caddy. Kalau pun ada, mereka dipastikan tidak bertahan lama karena penghasilan yang diperoleh dianggap tak cukup mengisi satu caddy senior itu ialah Yusuf, yang bekerja di JGC sejak 1963. Kepada VICE, dia bercerita bahwa alasannya menjadi caddy lantaran senang dengan golf. "Bapak saya dulu yang mengenalkan, karena tinggal di dekat sini. Dari situ, saya seneng. Lihat orang main golf itu menenangkan," terangnya, seraya tangannya memegang rokok menegaskan sekalipun uang yang ia peroleh tak seberapa, tapi itu tak jadi persoalan. Uang bisa dicari, katanya. Bagi Yusuf, ada yang lebih penting dari uang kesenangan melihat orang bermain golf dan relasi personal dengan para pemain."Saya bisa kenal banyak orang, kenal banyak karakter, dan ngobrol apa saja. Jadi caddy itu enggak sebatas di golf aja saya dan pemain bisa jadi teman. Sering ketika saya lagi susah, saya dibantu oleh mereka," ucap semacam itulah yang kemudian membikin Yusuf━dan caddy lain seusianya━bekerja dengan totalitas sekaligus loyalitas seperti tanpa batas. Pagi-pagi, saat matahari masih malu-malu untuk memperlihatkan dirinya, mereka sudah berada di lapangan, dengan baju seragam, mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan para di balik layar megah JGC inilah yang memiliki peran tak sedikit bagi keberlanjutan klub. Mereka berdiri di garda paling depan urusan pelayanan, memastikan bahwa setiap anggota memperoleh kenyamanan sebaik tak cuma soal saling lobi para elit, tempat menjaring kekuasaan, dan skandal yang mencoreng muka. Golf juga tentang cerita manusia-manusia “kecil” di dalamnya, yang bertahan melintas zaman atas nama kebahagiaan. Sedangkan di deretan pegolf pria, Indonesia memiliki secercah harapan dengan hadirnya beberapa pegolf profesional seperti George Aditya Gandranata, Rory Hie, Danny Masrin, Kadek Putra dan masih banyak lagi. George Aditya Gandranata berhasil meraih predikat sebagai pegolf profesional nomor satu Indonesia pada tahun 2014 lalu. Pegolf amatir asal Hongkong, Taichi Kho, bersaing dengan pegolf profesional Itthipat Buranatanyarat (Thailand) di posisi puncak klasemen sementara Mandiri Indonesia Open 2022 yang digelar di Pondok Indah Golf Course, Jakarta, Kamis (4/8). Taichi Kho dan Itthipat Buranatanyarat mencetak hasil gemilang.64 pukulan atau 8 di bawah par. CpLF9Y.
  • 7yns33rzsf.pages.dev/277
  • 7yns33rzsf.pages.dev/402
  • 7yns33rzsf.pages.dev/366
  • 7yns33rzsf.pages.dev/417
  • 7yns33rzsf.pages.dev/552
  • 7yns33rzsf.pages.dev/459
  • 7yns33rzsf.pages.dev/233
  • 7yns33rzsf.pages.dev/182
  • pemain golf terkenal di indonesia