12 Teman-teman seperjuangan di posko 62 KKN angkatan 66 UIN Walisongo Semarang di desa Gadu Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati. Terima kasih atas 45 hari yang berkesan yang kalian berikan kepadaku. 13. Semua pihak yang tak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini. vi .
1. Dasar Hukum lahirnya pemerintahan Orde baru adalah… a. Pancasila d. keppres RI b. UUD1945 e. Dukungan rakyat c. Supersemar 2. Munculnya orde baru sebagai akibat dari…. a. Terjadinya gerakan 30 september 1965/PKI b. Kekacauan bidang Politiik c. Kekacauan bidang ekonomi d. Penyimpangan dalam pemerintahan e. Keinginan dalam menegakkan kembali pancasila dan UUD 1945 3. Penyerahan Supersemar dari Presiden Soekarno kepada jendral Soeharto mengandung maksud…. a. Pemberian kekuasaan b. Pemberian Mandat sebagai presiden c. Untuk memulihkan keamanan dan ketertiban d. Penyerahan kekuasaan e. Untuk melindungi keamanan Presiden soekarno dan keluarga 4. Demokrasi yang dianut oleh pemerintahan Orde baru adalah…. a. Demokrasi parlementere e. demokrasi liberal b. Demokrasi pancasila d. demokrasi rakyat c. Demokrasi sosialis 5. Pada era orde Baru 1966-1998 walaupun secara formal memakai pancasila tapi pada kenyataannya / pada hakikatnya pada saat itu pemerintah memakai ….. a. System Ekonomi sosialisme liberal b. System ekonomi kapitalisme kuno c. System ekonomi sosialisme demokrasi d. System ekonomi komunisme kuno e. System ekonomi Ali Baba 6. Berkaitan dengan politik luar negeri, Indonesia kembali menjadi anggota PBB pada tanggal…. a. 7 januari 1966 d. 28 september 1966 b. 15 januari 1966 e. 28 oktober 1966 c. 17 agustus 1966 7. Berkembangnya industry pertanian disebabkan oleh… a. Berkembangnya system kelompok tani b. Adanya upaya untuk menggunakan pestisida secara intensif c. Adanya upaya untuk meningkatkan produksi pertanian d. Adanya upaya untuk menggunakan pupuk kimia e. Adanya upaya untuk meningkatkan atau mempercepat proses pengolahan tanah 8. Susunan tatanan perikehidupan rakyat, bangsa dan Negara berdasarkan pelaksanaan pancasila dan UUD 1945 secara Murni dan konsekuen merupakan pengertian…. a. Orde pembangunan d. demokrasi pancasila b. Orde baru e. orde reformasi c. Demokrasi terpimpin 9. Angkatan 66 tumbuh atas dukungan dari….. a. ABRI dann Rakyat d. ABRI saja b. Presiden dan wakil Presiden e. kesatuan aksi pembela pancasila c. Para pemuda, pelajar dan mahasiswa 10. Pada sidang umum II MPRS 1966 menghasilkan keputusan, salah satunya Tap MPRS No XXV/MPRS/1966 yang mengatur tentang .... PKI dan ormas-ormasnya dan pengukuhan Supersemar perundang-undangan RI Kabinet Ampera luar negeri yang bebas aktif 11. Latar belakang lahirnya Orde Baru sebagai akibat .... usaha subversif dari PKI bidang politik bidang ekonomi kembali pada Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen penyimpangan terhadap UUD 12. Orde Baru mempunyai tekad .... masyarakat Indonesia masyarakat yang adil makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 masyarakat Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen korupsi, kolusi, dan nepotisme 13. .Langkah pertama yang ditempuh oleh pengemban Supersemar pada tanggal 12 Maret 1966 adalah .... PKI 15 menteri yang terlibat G 30 S/PKI kedudukan MPR dan DPR penyegaran DPRGR lembaga legislatif dan eksekutif 14. Tanggal 12 Maret 1966 PKI dan ormas-ormasnya dibubarkan dengan alasan .... tidak mempunyai anggota lagi terbukti telah mengadakan pemberontakan komunis tidak sesuai dengan ideologi Pancasila telah melakukan aksi fitnah terhadap ABRI selalu meresahkan masyarakat 15. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang ekonomi pada awal orde baru adalah … a. nasionalisasi perusahaan asing b. industrialisasi c. deregulasi kebijakan ekonomi d. stabilisasi nasional dan rehabilitasi ekonomi e. swastanisasi 16. Faktor ekonomi yang mendorong lahirnya Orde Baru, yaitu .... KAMI dan KAPPI fisik antara pendukung Pancasila dan UUD 1945 dengan mendukung komunis c. adanya demonstrasi dari mahasiswa yang dikenal Tritura ekonomi Indonesia sebagai sistem etatisme kabinet seratus menteri 17. Di bawah ini yang bukan ciri-ciri pergantian pimpinan dari Soekarno ke Soeharto adalah .... paham komunis pro dan anti PKI istimewa MPRS Lubang Buaya1966 18. Berkembangnya Industri pertanian disebabkan oleh….. a. adanya upaya meningkatkan hasil pertanian b. adanya upaya untuk menggunakan pestisida c. adanya upaya untuk mempercepat proses pengerjaan tanah d. adanya upaya untuk menggunakan pupuk Kimia e. berkembangnya kelompok tani 19. Berikut ini adalah factor yang menyebabkan terjadinya urbanisasi kecuali… a. untuk mendapatkan kehidupan yang layak b. desa tidak menyediakan peluang untuk hidup c. tergiur dengan kemewahan kehidupan di kota d. pekerjaan untuk kehidupan di desa cukup berat e. adanya kebiasaan untuk hidup merantau ke kota 20. Pada masa orde Baru Indonesia mulai menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif kembali tindakan pertama untuk merealisasikan hal tersebut adalah…. a. masuk kembali ke PBB pada 28 september 1966 b. kembali menjalin kerjasama politik dengan blok barat aktif dalam setiap kegiatan CONEFO d. ikut mendukung terlaksananya perdagangan bebas e. ikut serta menjadi anggota ASEAN Essay 1. Mengapa dalam memasuki orde baru selalu ditandai dengan pemberontakan PKI pada tahun 1965 dan Supersemar? Jelaskan pendapat anda! 2. Bagaimana penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan presiden Soeharto? 3. Bagaimana kebijakan yang diambil presiden Soeharto berkaitan dengan pembangunan Nasional? 4. Jelaskan mengenai pemerintahan yang dictator yang dilakukan presiden Soeharto? 5. Jelaskan menurut pendapat anda apa yang menjadi upaya untuk menuju orde baru? Mobilberjalan di atas air kanan, R2, bulat, R1, L2, kotak, R1, R2 tepatnya di bawah kerindangan pohon Sawo yang tumbuh di tengah-tengah sekolah saat itu. Ini disebabkan kelas-kelas tambahan yang dibutuhkan masih dalam pembangunan. Mereka tergabung dalam angkatan 66. tetapi mahasiswa Perguruan Tjikini lebih menekankan aksi mereka di - Angkatan 66 adalah sebuah periode sastra yang pertama kali dicetuskan oleh HB Jassin pada 1966. Istilah Angkatan 66 sebenarnya diilhami dari sebuah peristiwa politik yang terjadi tahun 1966. Saat itu terjadi gelombang aksi mahasiswa yang berhasil menumbangkan rezim pemerintah yang melakukan tindakan dari kejadian itu, HB Jassin berniat mengemukakan pemikirannya melalui karya sastra. Akan tetapi, penamaan Angkatan 66 telah mengundang kontroversi dari beberapa sastrawan, sehingga penamaan ini tidak dapat diterima. Baca juga Servius Dumais Wuisan Peran dan PerjuangannyaLatar Belakang Munculnya nama Angkatan 66 dicetus oleh HB Jassin dalam majalah Horison Nomor 2 Tahun 1966. Pada tulisan tersebut dikatakan bahwa Angkatan 66 lahir dilandasi dengan peristiwa yang terjadi tahun 1966. Saat itu, terdapat segerombol mahasiswa sedang melakukan aksi penggulingan rezim Soekarno yang dianggap menyeleweng. Berawal dari situ, HB Jassin kemudian ingin menunjukkan bahwa sastrawan telah memberikan perhatian mereka terhadap masalah sosial-politik. HB Jassin juga turut melibatkan beberapa nama sastrawan yang sebagian besar terlibat aktif dalam pergolakan politik yang terjadi tahun 1960-an. Senin 21/07/2014 - 04:39 — SIHALOHOLISTICK. Artikel |. Menyingkap Peta Sastrawan Sumatera. Oleh Suyadi San. PULAU Sumatera tidak hanya penghasil rempah. Tak sebatas kawah candradimuka politik nasional. Sejarah membuktikan, swarnadwipa ini merupakan sokoguru budaya. Melayu, Minangkabau, Batak, Gayo-Alas-Singkil, Aceh, merupakan puak Gerakan mahasiswa Angkatan '66 merupakan sebuah gerakan yang dipelopori oleh mahasiswa pada periode 1966 dalam upaya mengkritisi sejumlah kebijakan pada masa demokrasi terpimpin. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranya Cosmas Batubara Mantan Ketua Presidium KAMI Pusat,Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi ketiganya dari PMKRI, Akbar Tandjung dari HMI. Angkatan '66 mengangkat isu komunism sebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI Partai Komunis Indonesia. Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah C.
\nangkatan 66 tumbuh atas dukungan dari
Angkatan66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyaknya aktivis 66 yang duduk dalam kabibet pemerintahan ORBA. Perjuangan dari masa ke masa akan tumbuh jika Penguasa tidak berpihak kepada rakyat. Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bukan bermaksud membuka luka lama yang tidak tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia, tentang sekelompok mahasiswa yang menceburkan tangan dan matanya dalam peristiwa berdarah, meninggalkan penderitaan panjang bagi para korban pembantaian Malapetaka September 1965-1966. Generasi muda saat ini perlu mengetahui pendahulunya pernah terjerumus ke dalam skenario kapitalisme asing yang berniat menghancurkan pemerintahan rakyat di bawa kepemimpinan Soekarno. Angkatan 66 sebutan manja dari militer untuk sekelompok mahasiswa yang teledor mengunakan akal pikirannya. Artikel ini tidak bermaksud membuatkelompok tertentu gerah, sebab artikel ini hanya ingin membagun semangat membaca sejarah dengan jujur dan Pemilu 1955 di saat PKI berhasil menjadi salah satu partai kuat di dalam pemilu demokratis, memberi semangat bagi organisasi mahasiswa di bawa nauangan PKI. CGMI Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia, untuk terus menyebarkan ide Marxis di kalangan mahasiswa dengan konsisten menentang segala bentuk intervensi kapitalisme di indonesia. situasi ini menciptakan kontradiksi sengitantara CGMI dengan HMI Masyumi yang tidak sepakat terhadap ide CGMI. Dukungan dari mahasiswa banyak mengalir keCGMI dan GMNI untuk menduduki jabatan kepengurusan di dalam PPMI Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia, yang dibentuk melalui Kongres Mahasiswa pertama di Malang tahun 1947 setelah Konggres V tahun 1961 yang semakin menambah amarah pertarungan intelektual salah satu penyebab kelompok-kelompok mahasiswa yang tidak pro Soekarno mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia KAMI tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan PTIP Mayjen dr. Syarief Thayeb, Militer.PMKRI, HMI,PMII, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia GMKI, Sekretariat Bersama Organisasi- organisasi Lokal SOMAL, Mahasiswa Pancasila Mapancas, dan Ikatan Pers Mahasiswa IPMI. Tujuan untuk menciptakan alat yang kokoh dalam cita-citanya menggulingkan pemerintahan ini lah yang di kenal sebagai angkatan dingin yang terjadi di dunia internasional juga tak luput mempengaruhi malapetaka 1965, betul bahwa Indonesia tidak memilih salah satu kubu yang terlibat di dalam perang dingin tersebut, namun selain membangun persatuaan Asia-Afrika di antara negara bekas jajahan Indonesia juga merumuskan sebuah cita-cita untuk bumi dan kehidupan manusia tanpa ada penindasan manusia yang biasa terjadi di dalam sistem kapitalisme, di saat buruh selalu menjadi budak modren, terus di keruk tenaga dan pikirannya. Cita-cita soekarno yang luhur membuat dunia barat gerah, Seokarno juga membatasi ruang gerak Amerika di Indonesia, dengan adanya tindakan nasionalisasi yang dilakukan indonesia terhadap perusahaan minyak Amerika. Aktivitas anti penjajahan modal yang diperlihatkan Soekarno juga membuat indonesia lebih banyak menjalin kerja sama dengan blok timur, Uni Soviet. RRC. Kedekatan Indonesia dengan blok Timur membuat Amerika menyatakan perang terhadap Presiden Soekarno dan memulai gerakan bawa tanah untuk menggerogoti pemerintahan Amerika terhadap pemerintahan Soekarno diperlihatkan oleh Amerika yang tak sungkan-sungkan mengelontorkan dana untuk aktivitas kelompok anti Soekarno. Selainketerlibatan eksponen anti Bung Karno, yang lebih spektakuler’ lagi adalah temuan Peter Dale Scott, peneliti asal Amerika Serikat AS, yang mengemukakan adanya tangan’tangan’ AS dalam huru hara 10 Mei 1963. Dalam karyanya, Konspirasi Soeharto – CIA Penggulingan Soekarno 1965-19671998, Peter mengungkapkan adanya skenario AS dalam melancarkan aksi-aksi de-stabilisasi di Indonesia melaluiserangkaian bantuan bagi pihakmiliter angkatan darat ADatau Seskoad Sekolah Staf Komando AngkatanDarat dalam programMILTAC Military Training Advisory Group sejak tahun 1962. Melalui program ini para perwira AD di Seskoad dilatih untuk menyusup ke berbagai sektor seperti pemerintahan dan sosial kemasyarakatan Rakyat dan Mahasiswa melalui program Civic Mission Seskoad guna mencapai target-target politik yang diinginkan AS. Salah satu karya’ Civic Mission tersebut adalah huru-hara Bandung 10 Mei segar yang digelontorkan Amerika untuk tentara, terutama Soeharto, seperti rejeki nomplok untuk membiayai aksi-aksi politik mahasiswa yang berhasil di mamfaatkan Soeharto sebagai benteng pertama dalam masa penggulingan Soekarno. Mahasiswa angkatan 66 pada saat itu lebih banyak mengangkat isu fasis yang anti terhadap ideologi Komunis. Namun mereka lupa sejarah bangsanya juga melibatkan komunis untuk menghusir para penjajah. Pembubaran Komunis sebuah konsep yang mereka rumuskan bersama tentara. Berikut tuntutan angkatan 66, Tritura isinya menuntut pembubaran PKI, Retool kabinetDwikora, dan turunkan harga barang. Dideklarasikan pada 10 Juni 1966. Bisa di lihat bukan?, kepentingan gerakan mahasiswa angkatan 66 kental dengan cita-cita Militer yang ingin menghancurkan pemerintahan rakyat, lalu merebutnyadengan menumpas jutaan terjadi peristiwa pembunuhan tujuh Jenderal, Militer dan Mahasiswa menyerbakan isu bahwa PKI yang melakukannya dan PKI anti islam, mampu memprovokasi rakyat untuk ikut terlibat membantai lansung dan menonton penyiksaan manusia terhadap sesamanya. Sampai rakyat tak menghiraukan pidato Soekarno yang bermaksud menjaga keutuhan Nasional ā€œMari kita mengingat perlawanan PKI pada 1926 melawan pemerintahan kolonial; saya dapat membangun monumen di Boven-Digul untuk menghormati kaum komunis!ā€.Pembersihan PKI dan Para simpatisannya di bumi indonesia yang dilakukan Militer,mendapatkan dukungan mahasiswa. Mahasiswa juga mendukung Militer atau Soeharto menggulingkan Soekarno yang dituduh tak mampu menjaga ekonomi nasional dan terlibat terhadap pembunuhan tujuh jenderal. Tuduhan yang dikatakan Soeharto dan Militer sama sekali tidak benar, kemerosotan ekonomi nasional itu akibat ulah para anti Soekarno yang mengganggu berjalannya ekonomi nasional, di saat membuat perusakan-perusakan di kota-kota dan pembunuhan terhadap anggota PKI yang mempengaruhi berjalannya ekonomi nasional. Tuduhan kelompok anti Soekarno yang mengatakan keterlibatan Soekarno pada peristiwa pembunuhan tujuh jenderal sampai saat ini tak dapat dibuktikan, sehingga dahlil penggulingan Soekarno bisa dikatakan rekayasa Militer dan Amerika. Selesainya malam-malam berdarah dan keberhasilan Soeharto menggulingkan Soekarno membuka peluang Soeharto mendirikan kerajaannya di bumi Nusantara dalam sistem orde baru. Pertanyaannya kemana mahasiswa angkatan 66 itu?.Kemenangan Amerika dan Militer, memberi keuntungan bagi mereka yang terlibat pembantaian PKI dan para simpatisannya, tak terkecuali para mahasiswa pengecut itu yang mendapat banyak kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabinet pemerintahan Orde Baru. Salah satunya Akbar Tanjung berasal dari HMI masuk ke Golkar dan menduduki jabatan di pemerintahan orde baru, selanjutnya diikuti oleh mahasiswa lainnya yang terlibat meruntukan kekuasaan antara Mahasiswa dan tentara tak begitu lama berjalan baik, dengan munculnya gerakan mahasiswa menentang kebijakan Soeharto di tahun 70-an menjadi titik sejarah baru yang lahir dari kebusukan pemerintahan Orde Baru, perlawanan mahasiswa yang luhur tidak cacat seperti pendahulunya telah lahir kembali bersama kekejaman Orba membungkam Ziwenk Petani kebun bunga Sejarah alternatif Indonesia Malcolm Caldwel dan Ernest UtrechtMalapetaka Indonesia Max Lane.Revolusi Belum Selesai Kumpulan Pidato Soekarno 30 September 1965 Lihat Humaniora Selengkapnya

BripkaRidho diserang orang tak dikenal berinisial MI pada Jumat (4/6) saat berjaga di Pos Simpang Angkatan 66 Kota Palembang. Pelaku menusuk korban dengan modus berpura-pura bertanya. Pelaku berupaya melancarkan berbagai serangan meski sudah menusuk koban sehingga terjadi duel, saat itulah ketiga anggota Satpol PP Palembang yang kebetulan
di seluruh dunia kerap menjadi kalangan masyarakat sipil yang melakukan partisipasi politik, selain buruh. Mereka biasanya adalah kelompok terpelajar yang melek politik, berserikat, berdiskusi atau berkonsolidasi, dan membuat kajian terkait situasi yang ada maupun untuk pergerakannya. Semenjak Indonesia merdeka, mahasiswa memiliki kisah panjang pergerakannya. Keberadaan di masa Demokrasi Terpimpin, sektor pendidikan di Indonesia berkembang dan memunculkan banyak kalangan mahasiswa, dan mulai menguatkan afiliasinya dengan partai dan basis massa. Afiliasi ini sudah terbentuk sejak kemerdekaan, saat Himpunan Mahasiswa Indonesia HMI berafiliasi dengan Masyumi, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia GMNI dengan PNI, Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia CGMI dengan PKI, dan Gerakan Mahasiswa Sosialis Gemsos dengan PSI. Arif Novianto dalam Pergulatan Gerakan Mahasiswa dan Kritik terhadap Gerakan Moral menulis, tahun 1950 hingga 1960-an adalah masa ketenangan politik relatif di kampus-kampus, dan kebanyakan mahasiswa bersifat hedonistik, elitis, dan apolitis. Banyak mahasiswa saat itu berasal dari kalangan atas dan membuat ideologi borjuis, sehingga minim pergerakan. Angkatan 1965-1966 "Tetapi semua berubah pada 1965-1966," tulis Novianto. Uniknya, gerakan mahasiswa Indonesia saat itu berbeda dengan umumnya di Asia. Kampus-kampus di wilayah Asia masa itu tumbuh dan berkembang gerakan yang berbasis politik kiri dan komunis. Sedangkan di Indonesia justru gerakan yang memberangus kalangan kiri, oleh sayap kanan yang anti-komunis dan anti-sukarnois. Bahkan, salah satu aktivis mahasiswa, Soe Hok Gie dan Arif Budiman lantang mengkritik pemerintahan Sukarno. Selain itu, terbukti pada Oktober 1965 ada pertemuan di rumah Menteri Pendidikan Tinggi Brigjen Syarief Thayep, dan terbentuklah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia KAMI. Public Domain Soe Hok Gie, tokoh pergerakan mahasiswa 1966 berfoto bersama teman-temannya. Selanjutnya, mahasiswa bersama militer melakukan pergerakan politik dengan Tiga Tuntutan Rakyat Tritura. Bahkan, demi mendulang dukungan, mahasiswa pada saat itu menerbitkan koran propaganda, seperti Angkatan 66, Angkatan Baru, dan Harian Kami. Novianto menulis, gerakan mahasiswa angkatan 66 dan militer itu adalah pergerakan kontra-revolusi. Karena pergerakan mereka melakukan penindasan massal terhadap jutaan orang dari organisasi kiri, dan memberangus gerak roda revolusi Indonesia. Akhirnya, Soeharto pun naik menjadi presiden. Baca Juga Sukarno Bukan Tanpa Cela, Berkali-Kali Dia Dikritik oleh Soe Hok Gie Baca Juga Aktivisme hingga Petualangan Antara Gie, Pendakian, dan Semeru Baca Juga Studi Baru Mahasiswa Menghindari Interaksi Sosial Saat Sedang Stres Baca Juga Terbuangnya Generasi Intelektual Indonesia Setelah Peristiwa 1965 Dari Malari 1974 hingga Reformasi 1998 Pasca kenaikan Soeharto, dan naiknya kekuatan militer, menumbuhkan gerakan kontra-revolusi karena pengekangan terjadi pada depolitisasi rakyat. Terlebih pada 1972, Ali Moertopo menggagas penyederhanaan partai politik, dwifungsi ABRI, dan pembatasan sosial-politik. Kebijakan ini membelenggu gerakan mahasiswa, sehingga yang ada hanya pergerakan moral—tidak selantang gerakan progresif. Beberapa gerakan itu seperti Peristiwa Malari Malapetaka 15 Januari 1974 yang dipelopori Dewan Mahasiswa UI. Dalam Malari, protes mahasiswa meluas mempertanyakan kedekatan pemerintah dengan pengusaha etnis Tionghoa saja dan menolak investasi Jepang. Tetapi pergerakan itu diredam pada 19 Januari 1974, dengan tertangkapnya 18 aktivis. Kompas Persitiwa Malari Malapetaka 15 Januari 1974. Arief Budiman sebagai salah satu pemimpin pergerakan menulis—dikutip dari Novianto, bahwa sesudah 1974 masyarakat takut menyuarakan kritik. Hal itu makin diperkuat dengan depolitisasi gerakan mahasiswa oleh Soeharto lewat SK Mendikbud tahun 1978 tentang normalisasi kampus. Lalu ada pula SK tahun 1979 yang mengatur bentuk dan susunan organisasi kemahasiswaan yang bisa dikontrol ketat oleh pemerintah. Gerakan mahasiswa progresif muncul di era akhir 1980-an sampai 1998, tulis Novianto. Mahasiswa belajar dari kesalahan dan kekalahan pasca 1965 yang terjerembab dalam gerakan moral yang terpisah dari kekuatan rakyat dan tidak memiliki basis yang kuat maupun luas. Berdasarkan data Yayasan Insan Politika, jumlah protes mahasiswa melonjak sejak 1992. 71 aksi protes pada 1993, dan 111 pada 1994. Data itu belum termasuk pergerakan yang digabungkan dengan aksi buruh dan petani yang juga turut berkembang. Saat terjadi konflik PDI Partai Demokrasi Indonesia, 37 pimpinan anggota PRD Partai Rakyat Demokratik yang mendukung Megawati ditangkap, termasuk Budiman Sudjatmiko. Akibatnya, PRD dilarang, dan aktivisnya bergerak lewat bawah tanah dengan memengaruhi gerakan-gerakan dan organisasi mahasiswa. Meski demikian, gerakan mahasiswa yang sudah membesar belum juga bergerak bersama rakyat. Momentum pada krisis moneter 1997 membuat mereka muncul secara spontan, dan mulai memobilasasi massa dengan terus meningkat bersama rakyat. Dwi Oblo Pada 20 Mei 1998, Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam VIII mengajak masyarakat Yogyakarta untuk tetap tidak terpancing kerusuhan. Singkatnya, pada 21 Mei 1998 mahasiswa berhasil memaksa Soeharto mengundurkan diri dari jabatan presiden. Mereka juga menduduki kantor DPR di Senayan dengan sesak beragam jas almamater mereka. Pergerakan sebenarnya menolak Habibie yang menggantikan Soeharto, karena merupakan bagian kroni-korni Orde Baru. Tetapi mahasiswa yang konservatif dan moderat tetap mendukung transisi ini, yang masih menggunakan metode lama gerakan moral. Era Reformasi Pasca Reformasi, aktivisme mahasiswa masih berlanjut. Pada 2007 misalnya, mahasiswa dari 37 peguruan tinggi mendirikan BEM SI Badan Eksekutif Mahasiswa - Seluruh Indonesia. Pergerakan mahasiswa muncul pada periode pertama Soesilo Bambang Yudhoyono dengan Tujuh Gugatan Rakyat Tugu Rakyat, dan aksinya diselenggarakan pada Mei 2008 di Istana Negara. Tuntutan itu meminta pemerintah menasionalisasi aset startegis bangsa, mewujudkan pendidikan yang bermutu dan merata, menuntaskan kasus BLBI dan korupsi Soeharto bersama kroni-korninya, hingga isu lingkungan akibat lumpur Lapindo. Mereka melanjutkannya pada Sidang Rakyat tahun 2014 ketika Presiden Joko Widodo bersama Jusuf Kalla baru memimpin. Mereka membawa tuntutan atas masalah yang terjadi di Indonesia, dengan hendak menghentikan kekuasaannya. Kendati demikian, Novianto menulis gerakan BEM SI terlihat radikal dan militan. Tetapi, gerakan yang disebut Tugu Rakyat 2008, dan Sidang Rakyat 2014 memiliki kelemahan, yakni tidak melibatkan gerakan rakyat. "Metode gerakan dari BEM SI cenderung bersifat regresif, mereka gagal melihat siapa kawan yang harus dirangkul dan siapa musuh yang harus dilawan," tulis Novianto. "Mereka masih menganggap bahwa wacana pembebasan sosial bagi rakyat tertindas bisa dilakukan tanpa melibatkan gerakan rakyat tertindas secara sadar." Keenan Anoman Pasha Aksi mahasiswa jas almamater biru muda bersama buruh seragam merah pada penolakan Omnibus Law pada 8 Oktober 2020. Pada Sidang Rakyat, lagi-lagi Novianto mengkritik tuntutan mahasiswa yang meminta Joko Widodo dan Jusuf Kalla mundur. Pandangan revolusioner itu terpampang meletakkan analisis oligarki dan kapitalisme. Mahasiswa hendak menurunkan Joko Widodo tetapi gagal menentukan siapa penggantinya, dan mencegah oligarki yang digadangkan tetap berkuasa. Aksi mahasiswa juga terjadi pada 2019 dalam Reformasi Dikorupsi. Protes ini berlangsung di kota-kota besar seluruh Indonesia, dengan menolak beberapa UU, meminta mengesahkan RUU PKS untuk menyelesaikan kasus kekerasan seksual, hingga menyelesaikan kasus pelanggaran HAM. Selanjutnya pun ada aksi Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja pada 2020 yang dinilai berdampak pada segala lini, seperti isu lingkungan, hingga mengabaikan kesejahteraan buruh. Abdil Mughis, dosen sosiologi Universitas Negeri Jakarta mengkritik gerakan mahasiswa pasca Reformasi khususnya pada 2019. Ia menilai gerakan mahasiswa yang dilakukan hanyalah aktivisme borjuis. Lantaran, pengorganisasian mahasiswa belum ada yang berbasis kelas, dan hanya membentuk LSM yang melunakkan tuntutan perubahan. Aksi Reformasi Dikorupsi dianggap cair dan tidak memiliki pemimpin, atau hanya sekadar menjadi kerumunan. Mughis dalam Project Multatuli, menganggap gerakan mahasiswa kerap menyalahkan penguasa dan negara, tetapi kontradiktif dengan tuntutan yang berharap adanya budi baik penguasa. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Aniesmengatakan, Fahmi Idris selama hidupnya telah menghibahkan pikiran, tenaga, dan hartanya untuk kemajuan umat dan bangsa Indonesia. Ia menyebut, Indonesia mencatat aktivis Angkatan 66 itu
BETUL yang pernah ditulis Parakitri T. Simbolon –penulis dengan visi kebudayaan yang mendalam– di tahun 2006 ā€œApa yang pernah disebut Angkatan 66 praktis sudah dilupakan orangā€. Meskipun, ā€œAngkatan 66 pernah membahana di persada Tanah Air Indonesiaā€. Pejuang kemerdekaan Indonesia, Bung Tomo, April 1966 dengan rendah hati mengakui bahwa Angkatan 66 lebih hebat daripada Angkatan 45. Berbeda dengan Angkatan 45 yang berjuang dengan bedil, Angkatan 66 berjuang tidak dengan senapan, tapi dengan ā€œkeberanian, kecerdasan, kesadaran politik, motif yang murniā€. Dengan semua itu Angkatan 66 ā€œmemberi arah baru pada sejarah nasional Indonesiaā€. Penamaan Angkatan 66 itu sendiri, diusulkan oleh Jenderal Abdul Harris Nasution kepada KAMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia yang baru saja dibubarkan oleh KOGAM Komandan Ganyang Malaysia 26 Februari 1966. Kendati sejarah tentang peranan Angkatan 66, telah menjadi bagian dari arsip yang berdebu sejalan berlalunya waktu, tetap saja harus dicatat bahwa generasi muda yang bergerak waktu itu adalah kelompok paling konseptual selain tokoh-tokoh kemerdekaan tahun 1945 sepanjang sejarah republik ini. SOEKARNO DAN JENDERAL SOEHARTO. ā€œMahasiswa menjadi kekuatan utama yang menuntut Presiden Soekarno di-Mahmilub-kan dan diberhentikan dari kekuasaannya. Ketika Jenderal Soeharto menampilkan’ sikap mikul dhuwur mendhem jero’ terhadap Soekarno, mahasiswa mengecamnya. Setelah Soekarno diturunkan Maret 1967, pada masa-masa berikutnya banyak tokoh 1966 terlibat dalam gerakan konseptual untuk pembaharuan kehidupan politik dan kehidupan bernegaraā€. Karikatur Harjadi S, 1967 Generasi pergerakan berikutnya, memang juga berhasil menggebrak, khususnya sebagai ujung tombak di tahun 1998, sehingga terjadi perubahan kekuasaan, namun dengan cepat mereka dikandangkan oleh kekuatan politik yang ada. Salah satu penyebabnya, karena ketiadaan konsep tentang arah perubahan negara berikutnya. Sepenuhnya kendali politik dan benefit dari kejatuhan Soeharto akhirnya dinikmati oleh partai-partai politik –campuran dari partai masa Orde Baru yang memodifikasi diri, dan partai-partai baru dengan semangat dan corak ala kepartaian masa konstituante. Dan di tangan penikmat benefit kekuasaan pasca tumbangnya Soeharto –partai-partai politik maupun kelompok-kelompok tentara sisa Orde Baru– seperti yang bisa disaksikan sebagai fakta saat ini, Indonesia makin tergiring ke tepi jurang kegagalan negara. Januari 1966, mahasiswa sebagai generasi muda, menurut sejarawan Anhar Gonggong, kembali tercatat dalam sejarah modern Indonesia, sebagaimana juga yang telah terjadi pada mahasiswa pendahulu-pendahulunya pada pergerakan nasional 1908-1945. Mahasiswa dalam kurun waktu itu disebut sebagai Angkatan 08 dan 28, yang dikaitkan dengan tahun 1908 dan 1928. Pada tahun 1966 disebutkan sebagai Angkatan 66. ā€œSebutan Angkatan 66 itu memiliki –setidaknya sampai tahun 1970-an– makna yang membanggakan, kalau tidak dapat disebut memiliki kekuatan kharismatis, karena dianggap kumpulan hero’ yang meruntuhkan pemerintahan yang otoriterā€. Di awal-awal gerakannya, aktivis 1966 mengutamakan gerakan kritis terhadap kekuasaan Soekarno. Mahasiswa menjadi kekuatan utama yang menuntut Presiden Soekarno di-Mahmilub-kan dan diberhentikan dari kekuasaannya. Ketika Jenderal Soeharto menampilkan’ sikap mikul dhuwur mendhem jero’ terhadap Soekarno, mahasiswa mengecamnya. Setelah Soekarno diturunkan Maret 1967, pada masa-masa berikutnya banyak tokoh 1966 terlibat dalam gerakan konseptual untuk pembaharuan kehidupan politik dan kehidupan bernegara. Pada tahun 1968-1969 misalnya, tokoh-tokoh 1966 dari Bandung bahkan terlibat dengan pencetusan gagasan perombakan struktur politik. Mereka menganggap, rezim baru di bawah Soeharto belum menuntaskan pembaharuan politik, karena sekedar mempertahankan struktur politik lama minus PKI. Sementara itu, sejumlah tokoh ex gerakan 1966 yang umumnya dari Jakarta, memilih bekerja bersama Soeharto dalam kekuasaan negara, dan ikut dalam perencanaan sejumlah konsep pembangunan, antara lain dalam setiap penyusunan GBHN Garis-garis Besar Haluan Negara. Memang setelah lahirnya Super Semar Surat Perintah 11 Maret 1966, ada semacam pembelahan di tubuh Angkatan 66. Di satu sisi, mereka yang menempatkan diri sebagai pendukung utama Soeharto yang menganggap perjuangan’ sudah selesai saat kekuasaan sepenuhnya telah berada di tangan Jenderal Soeharto. Dan pada sisi yang lain adalah mereka yang menganggap bahwa peralihan kekuasaan tanggal 11 Maret dan pembubaran PKI 12 Maret 1966, barulah awal dari suatu pembaharuan kehidupan politik. Pada tanggal 10 Januari 1966, demonstrasi mahasiswa meletus di Jakarta, sebagai reaksi terhadap kenaikan harga-harga yang dipicu oleh kebijakan pemerintah menaikkan harga bensin. Per 3 Januari 1966 itu harga bensin dinaikkan menjadi Rp. 1000 per liter, padahal sebelumnya pemerintah telah menaikkan harga bensin menjadi Rp. 250 per liter pada 26 November 1965. Tetapi inflasi pada masa itu memang luar biasa. Ketika harga bensin naik, harga beras yang Rp. 1000 per liter terpicu menjadi per liter. Dalam demonstrasi 10 Januari 1966 itu mahasiswa melontarkan Tritura Tri Tuntutan Rakyat, yang meliputi Bubarkan PKI, Ritul Kabinet Dwikora dan Turunkan Harga. Tiga tuntutan itu, memiliki latar belakang keinginan pembaharuan politik, pembersihan pemerintahan dan solusi keadilan sosial-ekonomi bagi rakyat. Sejauh ini, hingga 47 tahun setelah dicetuskan, pokok persoalan yang dihadapi Indonesia, ternyata tak bergeser jauh. Kehidupan politik dengan sistem kepartaian yang korup, konspiratif dan berorientasi kepada pengejaran kekuasaan semata; sistem pemerintahan dan pengelolaan kekuasaan yang tidak efisien, tidak efektif dan korup penuh persekongkolan; beban berat dan ketidakadilan ekonomi bagi rakyat; merupakan pokok-pokok persoalan yang belum kunjung berhasil ditangani oleh rezim-rezim kekuasaan yang ganti berganti. Tugas generasi baru untuk menanganinya. TERLEPAS dari pernah terjadinya berbagai pembelahan di tubuh kalangan pergerakan tahun 1966, mesti diakui bahwa pergerakan tersebut telah menjadi kancah tampilnya tokoh-tokoh muda yang handal secara kualitatif. Sikap altruisme juga masih menjadi faktor kuat dalam pergerakan tersebut. Ini melebihi pergerakan generasi muda berikutnya. Soeharto sendiri, semasa berkuasa berkali-kali menggunakan kemampuan tokoh-tokoh muda eks gerakan 1966 itu, baik di lembaga legislatif maupun di lembaga eksekutif. Beberapa tokoh 1966 menjadi menteri yang berhasil, meski ada juga yang ternyata menjadi bagaikan kacang yang lupa akan kulitnya’ karena mabuk oleh bius kekuasaan. Pada umumnya, di masa Soeharto, nyaris tak ada menteri atau pejabat di eselon lebih bawah eks pergerakan 1966 yang terlibat korupsi serius’. Meski kecenderungan tersebut bukannya tak dimiliki oleh beberapa tokoh ex 1966, khususnya yang berasal dari organisasi ekstra tertentu. Agaknya, memang susah mencuri’ dalam rezim Soeharto, tanpa lisensi khusus sebagai pengumpul dana. Tetapi, sungguh menarik, beberapa tokoh dengan embel-embel label 1966 yang diikutsertakan dalam kabinet para Presiden pasca Soeharto, justru disebut-sebut dan bahkan ada di antaranya yang dihukum karena perkara korupsi. Namun bisa dicatat bahwa mereka yang disebut terakhir ini, tercatat hanya sebagai tokoh berkategori pinggiran dalam perjuangan 1966. Sewaktu rezim Soeharto masih berusia kurang dari satu dasawarsa, seringkali orang memproyeksikan kalangan tentara ABRI dan kalangan pergerakan 1966 sebagai sumber persediaan tokoh pemimpin nasional berikutnya. Tetapi ketika proses pemilihan presiden setiap 5 tahun, hanya menghasilkan Soeharto dan Soeharto lagi sebagai Presiden, proyeksi semacam itu memudar dengan sendirinya. Terganti permainan wayang, dengan memunculkan sejumlah tokoh-tokoh militer sebagai calon pemimpin nasional berikutnya di arena rumor politik. Tokoh-tokoh itu, adalah para jenderal yang ada di lingkaran kekuasaan Soeharto. Nama tokoh 1966 tak pernah ada dalam lakon perwayangan ini, sampai saatnya uacapan Marzuki Darusman –bahwa karir tertinggi seorang anggota DPR sebagai politisi, adalah posisi Presiden– tampil mengusik. Jadi, sebegitu jauh, tokoh eks pergerakan 1966, tak pernah tampil dalam gelanggang perebutan kursi Presiden. Barulah pada pasca Soeharto, beberapa nama tokoh 1966 sempat tampil dalam deretan calon Presiden di tingkat partai, namun sejauh ini tak terwujud. Hanya Jusuf Kalla, tokoh 1966 dari daerah, yang pernah berhasil coming from behind’ menjadi Wakil Presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Hingga kini, Jusuf yang bukan tokoh utama pergerakan 1966 ini, masih melanjutkan usahanya untuk menjadi Presiden. Tapi agaknya, 9 dari 10 kemungkinan, generasi pergerakan 1966 adalah generasi yang terloncati dalam konteks kepemimpinan nasional, karena partner’ perjuangannya di tahun 1966 telah terlalu lama memborong’ kekuasaan negara. Meskipun, dalam jajaran Angkatan 1966 tersebut, terdapat sejumlah tokoh dengan kualitas Kepresidenan yang melebihi beberapa tokoh yang pernah ada dalam posisi tersebut. Pada umumnya, tokoh-tokoh berlatar belakang 1966 yang mungkin saja bisa disebutkan di sini –seperti Jenderal Purnawirawan Endriartonio Sutarto ex KAPI Bandung 1966, atau Sarwono Kusumaatmadja dan Marzuki Darusman sekedar sebagai contoh– tidak pernah berpikir memperkuat otot politik dan memenuhi pundi-pundi, yang merupakan syarat tak tertulis yang justru penting’. Tapi dua nama yang disebutkan terakhir, memang tak pernah mencalonkan diri. Syarat tak tertulis ini justru dimiliki misalnya Abrurizal Bakrie –seorang tokoh junior yang sejenak mengikuti perjuangan 1966 di Bandung sebelum disekolahkan ayahanda ke luar negeri– atau tokoh-tokoh pasca 1966 seperti Prabowo Subianto dan Wiranto. Entah dengan Mahfud MD. Mohon tulisan ini diterima sebagai suatu catatan ringan dari arsip yang telah berdebu dengan berjalannya waktu. Bukan kampanye, bukan pula provokasi.
OsKhhP.
  • 7yns33rzsf.pages.dev/238
  • 7yns33rzsf.pages.dev/383
  • 7yns33rzsf.pages.dev/415
  • 7yns33rzsf.pages.dev/250
  • 7yns33rzsf.pages.dev/401
  • 7yns33rzsf.pages.dev/474
  • 7yns33rzsf.pages.dev/195
  • 7yns33rzsf.pages.dev/74
  • angkatan 66 tumbuh atas dukungan dari